
Masa tanam ke dua di wilayah Bojonegoro Jawa Timur sudah terlaksana. Bahkan usia padi sudah masuk di 20 sampai 30 Hari Setelah Tanam (HST), Rabu (27/04/2022).
Tapi sayang banyak dijumpai tanaman para petani yang ada kendala pertumbuhan. Salah satunya “Abang-abangen” Atau “Asem-asemen) Petani menyebutnya. Hal ini karena bila dilihat dari fisik daun padi memerah.
Khoirul Anam salah satu petani di Kecamatan Balen menuturkan kondisi padi di lahannya. “Karena abang-abangen pemupukannya kami undur menunggu sehat,” ujarnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di lahan Pak Najib Kecamatan Sumberrejo. Melalui program Rembug Tani radio Malowopati dirinya butuh rekomendasi nutrisi apa yang tepat.
Djoko Pudjowiyono, Narasumber Rembug Tani memaklumi kondisi ini sering terjadi di lahan pertanian. “Hal ini biasa terjadi di MT ke dua, pertama karena kondisi tanah yang kekurangan PH, kedua karena olah lahan yang kurang maksimal dan lahan selalu terendam air hingga oksigen tidak bisa masuk, ” Tuturnya.
Petani bisa melihat langsung kondisi lahan apakah “nyeren” Berlumpur dan ambil salah salah satu rumpun untuk dilihat akarnya. “Kalau akarnya merah bahkan hitam dan bau bisa dipastikan problemnya di lahan, ” Ujar pria yang pernah bertugas di Dinas Pertanian Bojonegoro ini.
Cara yang tepat yakni mengurangi air pada lahan persawahan, dan semprot dengan Huma zink untuk menetralkan kondisi lahan. Ketika sudah normal tanaman baru siap di pupuk.
Berbeda lagi bila tanaman yang dicabut kondisi akarnya putih dan panjang, tetapi daunnya memerah. Kemungkinan terserang wereng. Hal ini bisa dilihat secara langsung pada tanaman. Dan petani wajib melakukan pengamatan. (*