

Pewarta : Iwan Siswoyo
Deru (24/8) kimderumaju. Pagi ini waktu sudah menunjukan pukul 01:30 WIB. Tapi ada sesuatu yang beda di Desa Deru Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro Jawa Timur ini. Suara gamelan dan pukulan kendang mengalun, serta suara “sindir” (penyanyi;jawa) seakan berbisik ketelinga Warga sekitar Desa Deru untuk datang.
Pagelaran langen tayub salah satu tradisi Warga Bojonegoro yang sudah 40 an tahun tidak pernah tersaji di Desa Deru. untuk itu kegiatan ini tumpah ruah dipenuhi pengunjung, baik tua maupun muda yang mana mereka penasaran akan seni yang menghadirkan keselarasan dalam menari mengikuti alur gending (lagu).
Langen tayub yang digagas oleh Warga Desa Deru ini menghadirkan empat pesinden terkenal di Bojonegoro, yaitu Nyi Wantika dan Nyi Yahya dan dua pesinden lain. nampak keempat pesinden berdiri diantara warga yang ikut “beksan” (menari). sesekali mereka melempar senyum khas pesinden sambil menembang gending-gending khas tayub.
Tidak hanya pria yang ikut beksan, ada seorang perempuan yang ikut serta dalam beksan yang digelar dilapangan sepak Bola Desa Deru. wanita yang enggan disebut namanya ini berasal dari luar Desa. sesekali gerakannya mengikuti para pria yang ada disekitar.
Sutaji Ketua panitia Pagelaran langen tayub mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pengunjung dan warga Desa Deru, yang turut meramaikan pagelaran. “kegiatan Langen tayub merupakan kegiatan untuk melestarikan kebudayaan, serta memeriahkan kemerdekaan RI” tuturnya.
Lain lagi gatin salah satu panitia cukup senang atas antusias pengunjung, dia berharap dapat dilaksanakan kegiatan Pagelaran tayub kedepan.
seperti diketahui untuk pagelaran tayub kali ini dilaksanakan atas ide dan dukungan dana yang di kumpulkan dari sumbangan warga Desa Deru. walaupun dikenal dengan Desa Santri, Desa Deru masih tetap “uri-uri” (melestarikan) budaya dari nenek moyang mereka, dan ini merupakan kearifan lokal yang dipunyai Kabupaten Bojonegoro. (*/wan)