Deru – Dunia pertanian masih banyak persoalan. salah satunya kurang menarik bagi para generasi muda, karena dianggap pendapatan yang dihasilkan dari bertani tidak menjanjikan. Anggapan itu ternyata kurang tepat. Ahmad Ainun Najib, pemuda 24 tahun berasal dari Desa Deru Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Jawa Timur membuktikan bertani cukup menarik bahkan menjadi pekerjaan utamanya.
Pemuda lajang ini telah terjun ke dunia pertanian sejak tahun 2019. dengan memanfaatkan lahan 600 meter persegi. Ditemui di sawahnya, Sabtu (01/01/2022) Najib menuturkan tanaman yang ia rawat telah laku dengan nilai jual Rp. 8 juta.
“Alhamdulillah sudah laku ditebas, InsyaAllah besok dipanen,”ujarnya.
Komoditi bawang merah menjadi pilihannya, seiring keinginan dia untuk memanfaatkan lahan sempit agar menghasilkan lebih dari pada kebanyakan petani yang menanam padi. Sebelumnya lahan yang ada di utara perkampungan tersebut, ditanami komoditi padi dengan hasil maksimal 4 kwintal atau setara uang Rp. 2 juta. Dengan menanam bawang merah, hasilnya bisa berkali-kali lipat. Bahkan bila harga dipasaran tinggi, dia dapat menjual bawang merah di lahan yang sama, bisa tembus Rp. 11 Juta.
“Kalau tanam bawang merah lebih cepat dibanding padi, cukup 60 hari sudah panen,” tambahnya.
Najib menuturkan untuk biaya modal yang paling besar diserap dari biaya bibit. Untuk bibit yang bagus dia harus beli dari luar kota dengan harga Rp. 30 ribu. Untuk lahannya ini membutuhkan 90 kg.
Dengan perhitungan hasil jual dikurangi modal, najib masih lebih untung dibanding tanam padi ditambah lagi waktu yang ia tempuh lebih pendek.
Kunci sukses dari menanam padi menurutnya dari pola tanam, perawatan dan pemupukan serta obat-obatan. Selain itu menurutnya petani muda harus lebih berani mencoba komoditi baru dan berani ambil risiko.
Diapun berharap ada banyak pemuda untuk kembali menggeluti dunia pertanian. Dan mau belajar pada siapapun baik dari para petani lain atau belajar dari Informasi Tekhnologi yang tebuka bagi siapapun dadn di manapun.
Nah menarik bukan dengan lahan sempit, tetap menghasilkan dan ini menarik bagi para pemuda yang mempunyai lahan untuk tidak tinggal diam digerus produk-produk impor. Kembali bertani dan lebih produktif. (*/wan
Klik Obrolan kami di sini
Leave a Reply