Bojonegoro waktu itu dan kini

titik perekonomian
peserta kunjungi pasar kota, dengan sudut bangunan lama

Terbesit oleh rasa penasaran seperti apa Bojonegoro waktu itu, munculah ide-ide untuk sharing “menjoesoeri bodjonegoro toea”. Sisa-sisa peninggalan belanda masih cukup kental pada 30 tahunan lalu. Di ceritakan kantor bupati pada waktu itu bertempat di kantor bappeda saat ini. Hal ini di anggap lokasi yang tepat ketika akan ada upacara Bupati. Tanpa repot langsung jalan ke utara dan sampai di alun-alun. Taman yang saat ini ada di sisi timur laut sebelumnya adalah terminal bus. sebelum di alihkan ke jl rajekwesi karena dianggap terlalu ramai dan kumuh

Menurut Taufiqur rohman pemerhati sejarah. tata letak kota Bojonegoro di prakarsai oleh Bupati pada waktu itu (tanpa menyebut nama). Karena tingkat berkeseniannya tinggi di bangunlah panggung hiburan permanen yang mengadopsi dari solo. Dampak dari kebijakan inipun muncul seperti banyaknya tuna wisma yang tinggal di sekitaran panggung tersebut. Tepat di pojok kantor bupati saat ini dulunya adalah gedung oke. Di mana sebuah bioskop yang memberikan hiburan bagi masyarakat. Dan tepat di belakang pendopo saat ini dulunya adalah tembusan jalan dari jl. Panglima sudirman menuju jl. Rajawali. Pada waktu itupun berdiri SPBU sebagai pengisian bahan bakar kendaraan.

Sumber-sumber informasi lain menceritakan bahwa tepat di jl. Panglima sudirman di pojok barat daya perempatan mbombok, yang saat ini gedung kosong Mitsubishi tiga berlian. Dulu di era-era 70an berdiri pula bioskop rajekwesi. Hingga akhirnya muncul gedung-gedung bioskop lain.

Tepat di depan sma 1 jl. Panglima sudirman dulu berdiri kantor Polres Bojonegoro dan PM. Dan kini di tempati meuble wan ayu dan lain-lain. Atin salah seorang peserta membenarkan informasi ini dan menyebutkan bahwa kantor depag dulu berdiri di sana dan kini di tempati kantor MIN.

Tugu trip yang berada di pojok taman sebelah barat laut di percaya sebagai lokasi bentrokan antara pasukan belanda dan TRIP (tentara republik Indonesia pelajar). Di peristiwa itu tentara trip berhasil mengalahkan belanda. Hingga akhirnya peralatan baik mobil bahkan alat-alat proyek pembangunan di bakar oleh tentara trip. Selain tugu nama trip di abadikan dengan sebuah nama jl. Mastrip. Yang berarti mas itu sebutan pemuda dan trip adalah tentara republik Indonesia pelajar. Nama mastrip pada puluhan tahun lalu juga digunakan sebagai nama sekolah tingkat smp dan kini gedungnya di gunakan sekolah smp 7 jl. Kartini.

Ada beberapa tempat yang membuat penasaran pada acara yang di ikuti puluhan peserta ini. Salah satunya Perempatan mbombok. Lokasi ini dulu dianggap sebagai pusat kota karena tepat di tengah perempatan ada sebuah lampu “ting” (lampu penerang, jawa). lampu ini berbahanbakar lantung / lentung (bahan bakar sebelum menjadi minyak tanah). Hal ini dikarena pada masa itu listrik belum ada sebagai penerang jalan. lokasi inipun terlihat indah pada malam hari. Ada yang menarik dari sebutan “mbombok”. Yonatan rahardjo yang seorang penulis mengisahkan. Bahwa dulu dari ujung perempatan ini menuju kesemua arah baik jl. Teuku umar, jl, diponegoro, jl. Panglima sudirman dan jl. Akpm suroko. Di sisi jalan kanan dan kiri berdiri pohon asem. Berdiri begitu rapi dan indah. Hingga banyak pengguna jalan waktu itu terkesima hingga terlontar ucapan “mbok-mbok apik’e….” yang artinya wah-wah bagusnya. itulah sedikit catatan bagaimana bojonegoro waktu itu dan kini. Kang iwan.

Kontak Kami

Admin KIM Deru maju
Jl. Dharma Bhakti Gg. Jaga baya No 110 Desa Deru Kec. Sumberrejo. Kab. Bojonegoro Jawa Timur. 62191
Telp/Sms/Wa 081554793036

6 Comments

  1. Sayang gedung mitsubishi yg besar itu mangkrak dan ga’ keurus, dr saya kecil hingga lulus SLTA masih aja kondisinya seperti itu, pdhal tempatnya strategis lho. Bojonegoroku cepatlah maju.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.